Animasi Blogger


WELCOME TO WEBSIDE MAMANYA FIKRI
  • Beranda
  • Mengenalku
  • Profil Artis
  • Serba Serbi
  • TV Online
  • Harian Kota
  • Download
  • Berita Artis
  • Ramalan
  • Sabtu, 24 September 2011

    Berbagai Pendekatan Dalam Pembelajaran


                                                                                        Pendekatan Kontekstual

           Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan pembelajaran kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar dilihat dari proses transfer belajar, lingkungan belajar. Dalam pembelajaran kontekstual tugas seorang guru adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya megelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Dilihat dari proses, belajar tidak hanya sekedar menghapal. Dari transfer belajar, siswa belajar dari pengalaman sendiri, bukan pemberian dari orang lain. Dan dilihat dari lingkungan belajar, bahwa belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa.
    Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual :
    1. Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.
    2. Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks.
    3. Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar siswa dapat belajar mandiri.
    4. Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri.
    5. Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.
    6. Menggunakan penilaian otentik.
    Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuan komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic).
    Dalam penerapan pembelajaran kontekstual tidak lepas dari landasan filosofisnya, yaitu aliran konstruktivisme. Aliran ini melihat pengalaman langsung peserta didik (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.

    Pendekatan konstruktivisme
                Pendekatan ini berasumsi bahwa siswa belajar sedikit demi sedikit dari konteks yang terbatas kemudian siswa mengkonstruksi sendiri pemahamannya dan pemahaman tersebut diperoleh dari pengalaman belajar yang bermakna
    Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
    1. Pentingya pendekatan kontruktivisme dalam kegiatan pembelajaran
    Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat
    Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Olek karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan unutk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi
    Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
    1. Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme
    o Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori
    o Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
    o Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.
    Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
    Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
    1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
    2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
    3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
    4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
    5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
    6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.

    Pendekatan Deduktif
                Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan.

    Pendekatan Induktif
                 Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general).
    Perbedaan yang lebih mencolok antara sistem deduktif dan induktif adalah :
    Kandungan atau isi (contents) teori deduktif kadang bersifat global (makro) sedangkan teori induktif umumnya bersifat partikularistik (mikro). Oleh karena premis sistem deduktif bersifat total dan menyeluruh maka kesimpulannya pasti bersifat global. Sistem induktif, karena didasarkan kepada fenomena empiris umumnya hanya berfokus kepada sebagian kecil dari fenomena tersebut yang relevan dengan permasalahan yang diamatinya.

    Pendekatan Proses
                Aplikasi sistem terhadap proses-proses yang terdapat dalam organisasi, berikut identifikasi dan interaksi antarproses itu serta tata kelola, dapat dinamakan sebagai “pendekatan proses”
    Keunggulan pendekatan proses adalah terdapat kontrol terus-menerus terhadap interaksi antar proses di dalam sistem proses, termasuk kombinasi dan interaksinya.

    Pendekatan Konsep
    Pendekatan konsep adalah pendekatan dimana siswa dibimbing memahami sesuatu melalui pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam pembelajaran tersebut penguasaan
    Ciri-ciri suatu konsep adalah :
    a.Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
    b.Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung.
    c.Konsep berbeda dalam isi dan luasnya.
    d.Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalarnan.
    e.Konsep yang benar membentuk pengertian.

    Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat
    Pendekatan sains, teknologi dan masyarakat (STM) atau biasa juga di Indonesia disebut dengan Salingtemas (sains-lingkungan-teknologi-masyarakat) mulai berkembang pada dasarwarsa 70-an, sebagai reaksi dari pola pengajaran sains post-Sputnik. Titik penekanan dari pola ini adalah mengembangkan hubungan antara pengetahuan ilmiah siswa dengan pengalaman keseharian mereka. Paling tidak terdapat dua konteks dalam pedekatan STM ini.
    Pendekatan sains teknologi masyarakat. Penggunaan pendekatan sains teknologi dan masyarakat (STM) di sekolah dapat mendorong siswa untuk dapat berpartisipasi langsung dan proaktif dalam upaya pemecahan isu-isu atau masalah yang diadapi serta menyadari implikasi social dan manfaat sains dalam kehidupan nyata sehari-hari, melalui pendekatan Sains teknologi masyarakat (STM), para guru sains di sekolah dapat mendorong terbentuknya nilai-nilai dan kesadaran akan tanggung jawab pribadi dan social pada peserta didik sebagai warga negara dan masyarakat.
    Penerapan pendekatan sains Teknologi dan masyarakat (STM) dalam pembelajaran biasanya digunakan dengan bantuan buku petunjuk atau yang disebut dengan perangkat unit sains teknologi. Perangkat tersebut dapat dibuat oleh guru itu sendiri atau meggunakan perangkat yng sudah ada yaitu, menerapkan teknlogi sederhana dalam membantu siswa untuk memahami materi pelajaran (Susanto, 1990).

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar