Animasi Blogger


WELCOME TO WEBSIDE MAMANYA FIKRI
  • Beranda
  • Mengenalku
  • Profil Artis
  • Serba Serbi
  • TV Online
  • Harian Kota
  • Download
  • Berita Artis
  • Ramalan
  • Minggu, 15 Juli 2012

    Suka dan Dukan Menjadi Seorang Guru




    Profesi sebagai guru tidak seindah  namanya,tetapi lebih berat tanggung jawabnya ,baik di dunia maupun diakhirat .Seorang guru yang hanya mengandalkan penghasilannya dari gajinya belaka,maka bisa diprediksikan proses kehidupannya sangat sederhana  jika ada yang  keberatan bila dikatakan hanya  cukup untuk menghidupi keluarga seminggu saja .Akan tetapi hal tersebut sudah dianggap biasa saja ,meskipun  sangat manusiawi  sekiranya profesi  yang mulia tersebut diwarnai oleh berbagai keluhan dampak keterbatasan aktifitas seorang guru yang masih minim tersebut.Sementara tuntutan masyarakat semakin tinggi,tanpa memperdulikan bagaimana kondisional tersebut bisa dicapai tanpa dukungan optimal dari masyarakat,sebagai salah satu komponen penting bagi tercapainya tujuan pendidikannasional.Guru sekarang harus menguasai dunia teknologi informasi dan komunikasi yang  selalu lebih maju dari apa yang bisa dicapai saat ini.Dalam konteks ini,seorang guru yang hanya berpenghasilan seperti itu sangat sulit untuk meraihnya,sehingga menjadi beban tambahan bagi yang bersangkutan dalam proses pembelajarannya di sekolah.
    Memang semua guru berupaya maksimal untuk bisa menguasai teknologi informasi dan komunikasi sebagai penopang bagi keberhasilan tugasnya  dalam mentranfer seperangkat  ilmu pengetahuan ,keterampilan dan kemandirian dalam kehidupan  yang nyata  kepada setiap individu dalam proses pembelajaran,sehingga  rombongan belajar bisa berguna kedepan di lingkungan  masyarakatnya.Namun sangat disesalkan sekiranya berbagai komponen lainnya justeru kurang mendukung bagi terealisasikan tujuan ideal pendidikan nasional Indonesia,menyebabkan apa saja yang sudah secara maksimal disajikan oleh Guru dalam  rangkaian suatu proses pembelajarannya di sekolah pada akhirnya akan menemui stagnasi  saat rombongan  belajar berada diluar jangkauannya.Terutama sekali lingkungan masyarakat Indonesia sekarang yang  sangat komsumerisme ,yang tidak berlebihan jika dikatakan bahwa mereka sadar atau tidak justeru kurang mendukung bagi upaya guru tersebut .Disisi lain juga rombongan belajar yang memang motivasi belajarnya  relatif rendah sekarang segera melupakannya saat berada di luar lingkungan sekolah,dan mereka lebih  terdorong untuk mengikuti tren tren yang ada dilingkungan masyarakatnya yang konsumerisme tersebut.Diluar sekolah rombongan belajar lebih banyak waktunya yang terbuang percuma hanya untuk  beradaptasi  dengan berbagai unsur yang kontra produktif dengan dunia pendidikan,yang  dengan amat mudah diperolehnya dilingkungan masyarakat dimana ia berdomisili.Di sana rombongan belajar ditawarkan berbagai iklan iklan yang menggiurkan,baik dari media cetak maupun media elektronika yang tiap saat menyuguhkan berbagai godaan bagi selera rombongan belajar yang masih masih labil dalam berbagai  aspek sosialnya itu.Jika rombongan belajar tersebut kurang dibekali oleh pesan pesan agama yang dianutnya sebagai hasil proses pembelajaran di sekolah,dikeluarga dan masyarakatnya  maka karakteristiknya  akan mudah terkontaminasi oleh anasir anasir negatif yang membahayakan bangsa dan negaranya.Jika   hal tersebut yang terjadi,tidak bisa dipungkiri guru akan segera mendapat tudingan dari masyarakat.Sebaliknya jika guru minta dukungan masyarakat dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran disekolah,maka mereka segera pula berdalih bahwa  guru sebagai orang tuanya disekolah harus bisa  secara maksimal memberikan pelayanan yang baik terhadap rombongan belajar

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar